Cari Band, Artis atau Judul di sini

CARI FILM DI SINI !!!

X-MEN: First Class


Charles Xavier (Xavier remaja diperankan oleh Laurence Belcher) dan Erik Lehnsherr (Michael Fassbender) adalah dua mutan yang saling berteman akrab sejak mereka menemukan kekuatan mereka pada pertama kalinya. Bersama dengan para mutan lain, mereka berdua bekerja sama di bawah perintah pemerintahan Amerika untuk menghentikan ancaman perang dunia III yang mungkin terjadi pada tahun 1962 itu.

Pada sebuah peristiwa penyelamatan, persahabatan Xavier (James McAvoy) dan Erik diuji. Kenyataan berkata lain, Erik lebih memilih untuk menggunakan kekuatannya dengan tindakan superhuman militernya untuk melawan manusia. Maka persahabatan mereka putus di tengah jalan, bahkan mereka menjadi saling bermusuhan. Xavier tetap ingin membina hubungan dengan manusia.

Xavier pun mengubah namanya menjadi Profesor X sementara Erik menggunakan nama Magneto. Kekuatan para mutan ikut terpecah belah, para pengikut inti Profesor X dikenal dengan nama X-Men, Magneto Brotherhood untuk para pengikut Magneto. Nah mulai deh nih filmnya seru dengan aksi saling serang dan membalas antara dua kubu. Para penonton akan disuguhi adegan keren dari para pengikut Xavier dan Magneto dengan kemampuan superhuman mereka.

Bagaimana sih awal mulanya cerita Xavier dan Magneto ini?

Xavier memiliki kemampuan telepati sehingga dapat mengontrol pikiran orang lain. Xavier mendirikan sekolah bagi para mutan agar mereka dapat dilatih dan sekaligus dilindungi dari pengaruh Magneto. Ia menggunakan kursi roda karena lumpuh. Ada dua versi cerita bagaimana Xavier cacat. Menurut komik, saat perang melawan alien Lucifer, Xavier terkena batu besar. Sementara berdasarkan X-Men: First Class ini, Agent Moira McTaggert yang hendak menembak Erik Lensherr berhasil ditangkis Erik dan peluru tersebut melesat ke arah tulang punggung Xavier yang terhubung ke kakinya.

Kini mari beralih ke tokoh Magneto. Max Eisenhardt alias “Erik Lehnsherr” terlahir dari keluarga keturunan Yahudi-Jerman pada tahun 1928. Max memiliki hubungan yang sangat dekat dengan pamannya, Erich. Dan alasan itulah yang membuat Max menggunakan nama alias Erik sebagai namanya, pelesetan dari Erich.

Saat keluarga inti Max melarikan diri dari rezim Nazi ke daerah Ghetto, mereka dibunuh oleh pasukan Einsatzgruppen, salah satu gugus tugas keliling yang ditugaskan oleh Nazi untuk menghilangkan pembangkang politik, inteligensia, Yahudi, Gipsi, dan orang lain yang dianggap sebagai ancaman. Beruntung bagi Max yang kebal terhadap peluru. Ia pun ditangkap dan dikirim ke Auschwitz, kamp kematian yang paling mengerikan.

Di Kamp itu Max kelaparan, mengalami kerja paksa, penyiksaan, dan penyakit. Namun kemampuan mutan Max tetap aktif dan membuat Max selamat. Ia pun menjadi sonderkommando, salah satu tahanan Yahudi yang membantu kawanan Nazi di dalam kamar gas. Tugasnya adalah memindahkan tubuh ke krematorium lalu menyebarkan abu sisa tulangnya. Kebanyakan sonderkommando ditembak dan diganti secara teratur untuk menjaga orang-orang Yahudi dari dunia luar yang mengetahui terlalu banyak tentang operasi Nazi. Bagaimana Max selamat tembak mati bergilir ini tidak diketahui pasti. Di Auschwitz ini pun Max menemukan cinta pertamanya kembali, seorang Gypsi bernama Magda.

Pada sebuah peristiwa, Magda melihat Max menggunakan kekuatan supernya untuk membunuh banyak orang demi menyelamatkan anak mereka, Anya. Magda terkejut karena ia baru mengetahu bahwa Max adalah mutan. Magda pun kabur.

Bertahun-tahun mencari Magda, Max putus asa dan berusaha mencari kerja dengan menjadi sukarelawan di sebuah rumah sakit jiwa dengan nama Erik Lehnsherr. Di rumah sakit inilah pertama kalinya Erik bertemu Charles Xavier.

Mereka berteman dan sering berdiskusi mengenai keberadaan manusia dengan kekuatan super atau mutan. Hasil pembicaraan mereka itu memang tak akan menemukan satu kata sepakat, karena Erik berdasarkan pengalamannya menyatakan bahwa manusia tak akan pernah dapat menerima keberadaan mutan.

Tanpa disadari, Erik diburu oleh agen Nazi. Kalau sekarang istilahnya CIA gitu ya. Erik berhasil ditangkap karena agen ini menggunakan wanita terdekatnya sebagai umpan. Selama ditahanan itu Perang Dingin tengah berlangsung, Erik banyak belajar mengenai kedisiplinan, yoga dan meditasi. Hingga akhirnya ia dibebaskan, Erik telah berubah menjadi seorang teroris yang berniat membuat semua mutan berkuasa di bawah kepemimpinan dirinya. Ia pun menggunakan nama Magneto sejak itu.

Ia menyerang basis militer Cape Citadel, tapi dilawan oleh X-Men, para pengikut teman lamanya, Charles Xavier. Magneto pun membentuk Brotherhood of Evil Mutants dan jadi sering berperang melawan Avengers, Thor, dan Fantastic Four. Anak kembarnya Magneto dan Magda, yaitu Pietro dan Wanda pun menjadi bagian dari Brotherhood, mereka biasa disebut sebagai Quicksilver dan Scarlet Witch.

Hmmm.. kira-kira seperti apa ya serunya perang-perang maupun duel para X-Men dan Brotherhood ini? Dan bakal dapet banyak piala penghargaan kah film ini? Teen Choice Award sudah memasukkan X-Men: First Class ini ke dalam 5 nominasi. Di antaranya untuk nominasi Choice Movie Breakout: Female yaitu Jennifer Lawrence dan Zoë Kravitz. Aih, saingan sama temen sendiri tuh.. Raven/Mystique bersaing dengan Angel Salvadore. Hihihi… :)

Ada lagi nominasi Choice Movie Chemistry antara Nicholas Hoult, Jennifer Lawrence, Edi Gathegi, Zoë Kravitz, Caleb Landry Jones dan Lucas Till. Choice Movie Villain pun ada loh, dicari tokoh jahat yang paling bagus aktingnya: Kevin Bacon saat berperan jadi Sebastian Shaw. Dan tentu saja, film ini dinominasikan sebagai Choice Movie dalam kategori Sci-Fi/Fantasy terbaik. Makin penasaran pengen nonton deh yaa…

Produser : Gregory Goodman, Simon Kinberg, Lauren Shuler Donner, Bryan Singer
Produksi : 20th Century Fox
Durasi : 132 menit
Pemain : James Mcavoy, Michael Fassbender, Rose Byrne, Jennifer Lawrence, January Jones, Nicholas Hoult, Oliver Platt, Jason Flemyng, Lucas Till, Edi Gathegi, Kevin Bacon, Caleb Landry Jones, Zoë Kravitz, Matt Craven, Alex González, Rade Sherbedgia, Glenn Morshower
Sutradara : Matthew Vaughn
Penulis : Ashley Edward Miller, Zack Stentz, Jane Goldman


Tidak ada komentar:

Posting Komentar